SewaKost.com – Jika di artikel sebelumnya kita berkeliling puas di pantai – pantai Kab. Gunung Kidul, maka sempatkan mampir di Museum Kayu yang dimiliki oleh Universitas Gadjah Mada (UGM). Lokasi tersebut tepatnya berada di Hutan Bunder, Kec. Playen Gunungkidul. Kondisinya saat ini telah memprihatinkan. Pada seluruh kondisi bangunan yang berasal dari kayu tersebut, nampak jelas tak terurus.
Pada gaya bangunannya yang berbentuk rumah panggung dan hampir semuanya kayu itu, menjadikannya unik dan ada kekhasannya tersendiri. Letak museum ini tak jauh jika dari jalur utama arah Yogyakarta – Wonosari. Di hari-hari ini, kondisinya masih sepi pengunjung yang menuju ke pintu masuk. Ini karena portal yang direntangkan selalu saja tertutup.
Menurut si penjaga museum yakni Kasmiyati, yang sudah 14 tahun menjaga di sana, mengatakan bahwa museum itu sangat jarang dikunjungi oleh wisatawan.
Pengunjungnya rata-rata adalah kalangan akademisi yang ingin meneliti soal perkayuan. Pengunjung yang berasal dari mancanegara pun, menurut Bu Kas, pernah ke sana. Seperti misalnya dari India, China dan Jepang. Tapi itu dulu.
Kasmiyati menjelaskan lagi, bahwa museum kayu ini sebenarnya memiliki keunikan. Yakni kaya akan sejarah soal kayu. Suatu hal yang jarang sekali dimiliki oleh kebanyakan museum tanah air. Ada banyak perabotan kayu yang berasal dari berbagai macam jenis kayu.
Museum yang telah dibangun sejak 1997 itu, kondisinya begitu parah. Salah satunya adalah tak ada fasilitas primer seperti pintu masuk dan toilet. Pada perabot pintu masuk ke museum, senantiasa tertutup rapat. Ini menjadikan pengunjung tak bisa leluasa memasuki ruang museum. Harus ijin terlebih dulu ke petugas di Wanagama, kata bu Kas.
Well, biarpun demikian anda bisa sejenak mampir untuk mengetahui sekelumit cerita mengenai perkayuan di tanah air. Apalagi negeri kita ini terkenal sebagai paru – paru dunia, karena luas hutannya yang begitu penting bagi suplai oksigen warga dunia lainnya.